Everyone has a dream! Blog kali ini agaknya diilhami dari serial Kick Andy yang baru gw tonton tentang anak orang miskin bisa jadi S3. Ya udah pasti semua orang punya mimpi atau cita-cita. Nggak mungkin sebaliknya, kalo seseorang nggak punya suatu mimpi mungkin status Homo sapiens-nya perlu dipertanyakan.
Omong-omong tentang cita-cita, gw sendiri punya beberapa cita-cita sejak gw kecil. Malahan beberapa di antaranya mungkin rada aneh buat dipikir-pikir jadi cita-cita, lucu juga kalo diinget.
Dimulai dari cita-cita pertama gw. Ini dia cita-cita gw yang paling natural mungkin: jadi pengantin! Hahaha. Padahal gw sendiri nggak pernah nyadar, cuma gw sendiri dikasih tau sama orang tua kalo masa kecil gw waktu ikut pesta pengantin suka minta duduk di kursi pengantin. Kenapa sampe terpikirkan oleh gw waktu itu! I don't know. Mungkin gw waktu itu membayangkan jadi pengantin enak soalnya disalamin orang banyak. Hahaha.
Cita-cita kedua gw, waktu gw agak gedean sedikit (TK-SD) adalah yang paling aneh dan nggak masuk akal: jadi penjaga pom bensin! Hahaha. Kalo yang ini gw udah sadar kalo gw memilih cita-cita itu. Alasannya simpel. Gw waktu itu iri sama penjaga pom bensin soalnya mereka dapat duit terus. So, that's realistic. Anak kecil memang gampang ditipu sama situasi.
Cita-cita ketiga gw (waktu di SD) adalah standar sama kayak anak-anak kecil lainnya: pilot. Kenapa memilih ini gw juga bingung. Sama aja kayak anak-anak kalo punya cita-cita jadi dokter atau jadi tentara, STD alias standar.
Cita-cita keempat gw, waktu gw masuk SMP, adalah cita-cita paling spontan dari gw. Gw inget waktu gw orientasi ditanyain satu-satu tentang cita-cita, gw jawab aja cita-cita gw: profesor. Alasannya keren aja sama yang namanya profesor, bisa seperti Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie yang pernah datang ke SD gw, walaupun gw nggak tau apa sebenernya arti profesor hingga gw masuk kuliah.
Cita-cita kelima: insinyur. Mungkin ini cita-cita pertama gw yg gw pikirkan secara serius. Dan yang satu ini bertahan dari jaman akhir SMP sampe akhir SMA. Dulu waktu SMP memang gw pernah berkunjung ke ITB dan kepincut sama kampus yang adem itu. Waktu masuk SMA pun gw masih pingin masuk ITB, apalagi gw juga 'lumayan' suka itung-itungan. Dulu gw bermimpi untuk bisa bikin pesawat seperti pak Habibie. Dan masa akhir SMA jadi masa penentuan cita-cita gw.
Cita-cita terakhir gw dan masih bertahan hingga saat ini adalah jadi dokter. Sebenernya gw termasuk lemah soal hafalan. Profesi dokter juga nggak kepikiran dari dulu. Alasan gw mau jadi dokter simpel juga: karena kampus kedokteran ratingnya paling tinggi di Indonesia. Dan sampe sekarang pun gw juga masih bingung kalo ditanya, "Kenapa pingin jadi dokter?" Sama seperti saat gw diuji di modul pulmonologi kebetulan sama ketua Konsil Kedokteran Indonesia. Tapi dari pertama gw memilih cita-cita ini sampe sekarang, gw semakin suka dengan profesi kedokteran.
Berarti kalo dirunut dari awal, gw mungkin punya cita-cita seperti ini: dokter, yang menjadi pengantin, yang punya usaha pom bensin, yang bisa nyetir pesawat, yang akhirnya punya usaha pabrik pesawat, yang selanjutnya jadi profesor. Dan gw termasuk salah satu dari orang yang beruntung bisa sejalan dengan cita-cita gw sekarang. So keep being thankful of your life!
No comments:
Post a Comment