Saturday, May 15, 2010

Sedated in Anesthesiology

Halo! Ketemu lagi!! Di hari yang cerah ini, dengan bangga gw akan mengumumkan bahwa masa pembelajaran klinik tingkat 4 telah berakhir. Dan apa artinya itu? Libur! Hehehe. Bukan libur yang sebenarnya sih, tapi paling nggak bisa mengistirahatkan otak yang penat ini selama seminggu.

Sebulan kemarin ini gw masuk ke stase terakhir klinik gw di Departemen Anestesiologi dan Intensive Care. Rasanya berat banget habis forensik yang bagaikan surga masuk ke anestesi yang nuntut kerja cepet biar pasien nggak mati. Tapi begitu masuk, ternyata gw nggak rugi memilih stase ini sebagai penutup tingkat 4. Kenapa? Desain ruangan paling bagus, residen dan konsulen baik-baik, dan meteri yang aplikatif bikin gw seneng sama ilmu ini. Mungkin gw akan mempertimbangkan anestesi sebagai pilihan buat spesialis nantinya.

Untuk urusan ilmu yang aplikatif, anestesi sangatlah enak. Bayangkan dimana lagi kita belajar teori RJP pagi harinya, trus malemnya saat jaga langsung dipraktekin ke pasien serangan jantung beneran (selain di kardio tentunya). Di sini juga gw untuk pertama kalinya melakukan RJP dan defib yang berhasil. Di sini juga koass diajarin intubasi pasien secara beneran (dan ternyata emang susah!) dan juga bius-biusan. Mengenai bius-membius ini sebenernya hanya nice to know buat koass dan gw pun hanya dapat mengucap terima kasih bila ditawari untuk diajarin farmakologi obat anestesi.

Dokter anestesi sendiri juga termasuk dalam dokter yang rawan dituntut sama pasien. Gimana nggak? Pasien masuk OK dengan keadaan sehat walafiat, terus dibius, bisa aja meninggal karena nggak bisa nafas kalo dokter anestesinya dodol. Tapi secara penghasilan mungkin bisa dibilang termasuk yang tinggi. Kalo di Indonesia mungkin masih dibawah Obgyn, tapi kalo di AS berdasarkan Forbes yang paling tinggi adalah anesthesiologist dengan rerata gaji tahunan $184,340 atau sebulannya $15,000 + sisanya dibuat amal. Tapi tingkat stressnya juga tinggi, dilihat dari angka harapan hidup yang rendah. Huh!

Kegiatan di sini juga banyak diisi dengan kegiatan hiruk pikuknya jaga di ruang resus IGD dan bengong di OK, nyatetin ini, nyatetin itu, suntik ini, monitor itu. Voila, jadilah koass anestesi yang kurang kerjaan, pengantuk (karena terhirup gas anestesi), dan nggak ada semangat (karena kecipratan obat sedasi dan pingin liburan). Itulah kegiatan gw selama di anestesi. Jam terbang sedikit, jam tidur banyak.

Sekian aja liputan selama klinik tingkat 4. Bagian-bagian gede di tingkat 5 dan riset telah menunggu! Tapi bodo amat, gw mau liburan dulu. Bye!

2 comments:

  1. Ka emang kalo udh tahun 4 di fk kita bisa milih buat ke spesialis nya nanti misalnya kulit mata atau anestesi kaya tadi gitu?

    ReplyDelete
  2. Tidak, anestesi di sini adalah kepaniteraan wajib yang harus diikuti semua calon dokter. Semua FK juga begitu. Bila sudah lulus kita baru bisa menentukan akan memilih apa, tentunya dengan sekolah spesialisasi lagi.

    ReplyDelete