Siang itu, gw bersama keempat teman gw, I, L, dan C, sedang berjalan cepat dari Gedung A RSCM lantai 7 untuk menuju ke Departemen Radiologi. Saat itu ronde telah selesai dan kami terburu-buru untuk turun melewati lift Departemen THT di lantai 7 juga.
Di depan lift, selesai memencet tombol turun, kami secara tiba-tiba bertemu dr. N, koordinator S1 kami di fakultas.
dr. N: Kamu tingkat berapa?
Gw: Tingkat V, Dok.
dr. N: Setahu saya snelli mahasiswa itu panjang lengan panjang ya, apa aturannya udah berubah?
Gw, I, L, C: (diam sambil jantung berdegup cepat tanda menyesal udah lewat jalan itu)
dr. N: Dari sini sepertinya yang benar snellinya cuma satu.
(karena C memakai snelli lengan panjang waktu itu karena snelli lengan pendeknya lagi dicuci - hoki maksimal)
(lift terbuka dan kami berlima terpaksa masuk, sialnya tidak ada orang lain di dalam lift itu, pembicaraan pun berlanjut)
dr. N: Berarti dapat saya simpulkan bahwa kalian memang suka melanggar aturan ya?
Gw, I, L, C: (masih terdiam)
dr. N: Siapa nama kamu?
I: I, Dok.
dr. N: Kamu?
L: L, Dok.
dr. N: Nama lengkap?
L: N, Dok.
dr. N: Kamu?
Gw: H, Dok.
(lift terbuka dan pembicaraan pun berakhir)
Keesokan harinya, gw sekelompok mendapat kabar kalo nama-nama mahasiswa yang tertangkap basah kemarin menggunakan snelli lengan pendek sudah tersebar di kalangan kodik S1 semua departemen.
Hikmah cerita ini:
- Snelli lengan pendek terbukti lebih mencegah infeksi nosokomial daripada snelli lengan panjang dalam studi literatur.
- Bila salah jalan dan masalah sudah di depan anda, carilah jalan lain dengan cara kabur.
- Copotlah snelli anda bila sedang tidak memeriksa pasien. Cara ini paling aman.
No comments:
Post a Comment