Huaahhh... nggak kerasa stase forensik udah masuk minggu ketiga alias udah mau selesai. Gw mau berlama-lama di sini!! Bangun jam 6, masuk jam 8, keluar jam 12, diulang-ulang aja jadwal gini selama 3 minggu, ditandai dengan sempatnya gw ke Atrium, GI, ataupun berobat ke dokter gigi di antara rutinitas kesibukan modul. Gimana forensik ini nggak jadi bagian surga! Ditambah lagi jaga cuma sampai jam 9 malem, beban belajar nggak berat, nggak ada preskas, nggak ada tugas pribadi, nggak ada MAKALAH!, dosen baik-baik, kamar jaga oke, sebutin deh semua yang enak-enak pasti ada di forensik.
Anyway, masuk ke forensik berarti udah siap menghadapi yang belum pernah kita hadapi sebelumnya (lihat juga postingan sebelumnya). Kebetulan waktu gw nulis ini adalah sehabis gw jaga di kamar mayat RSCM juga. Setelah 2 minggu berleha-leha di forensik, akhirnya gw dapet juga kesempatan autopsi lagi (akhirnya!). Kali ini dibandingkan dengan autopsi yang pertama (di postingan sebelumnya), mayat yang sekarang 'rada' seger (kata 'rada' di sini berarti berbeda dikit) dan untungnya lagi bukan mayat tenggelam. Dibuka sana, dibuka sini, ternyata another jackpot, mayat dengan suspek SIDA dengan tanda-tanda infeksi di seluruh tubuh. Yang namanya tanda infeksi kalo di forensik itu perlu diketahui adalah perlekatan di mana-mana, bercak perdarahan di mana-mana, cairan aneh di mana-mana, dan bau yang lagi-lagi di mana-mana. Beruntung gw kali ini memakai 3 lapis handskun dan tangan gw selamat dari percobaan ini.
Menjelang jaga, ujug-ujug ada 1 mayat lagi datang. Dan tebak apakah ini?! Mayat busuk sodara-sodara! Hijau, besar (kayak Hulk), dan bau di seluruh pelosok negeri forensik. Menurut keterangan saksi mata sih korban jatuh dari lantai 2 dan langsung wafat di tempat. Yang aneh adalah kenapa mayat udah busuk? Kenapa nggak ditolong dulu sama saksi? Dibuka-buka yang ketemu adalah nggak ada patah tulang sama sekali, dan setelah dicek-cekin mungkin penyebab lukanya adalah pankreatitis hemoragik akut dengan waktu kematian lebih dari 48 jam. Wow! Inilah kehebatan dunia forensik.
Intermezzo dulu, bicara soal waktu kematian emang belajar di forensik bagaikan jadi detektif yang ada di komik-komik atau di film-film. Bisa nentuin waktu kematian, sebab kematian, tanda khas diracunin, dsb. Jadi bisa juga ngebantu polisi nentuin korbannya dibunuh, bunuh diri, atau kecelakaan.
Setelah autopsi mayat kadaluarsa itu setelah 2 jam, datanglah panggilan dari IGD karena ada korban pengeroyokan. Setelah dateng rame-rame, eh ternyata si korban cuma punya 1 luka lecet di bahu. Ceritanya pun aneh, katanya dia lagi duduk di depan tiba-tiba 5 orang ngedatengin dia sambil mukul-mukulin pake helm di dalam rumah. Cerita paling aneh yang pernah gw dapat selama ini.
Balik lagi ke kamar autopsi malamnya, ada 1 mayat baru lagi, kali ini masih bener-bener fresh from the road, korban kecelakaan. Berhubung luka-lukanya banyak dan patah tulangnya juga banyak ceritanya langsung di-skip aja. Dari sisi canggihnya forensik, penyebab kematiannya mungkin patah tulang di daerah dasar kepala.
Dan akhirnya senang juga! Kasus yang gw dapatkan di jaga kali ini akhirnya diujianin kasus juga sama dokternya. Walaupun pulang lebih malam dari yang seharusnya, tapi yang penting beban udah berlalu satu. Dan tangan gw atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa tidak berbau mayat lagi, sehingga gw bisa leluasa makan di keesokan hari tanpa rasa eneg. Tampaknya 1 minggu ke depan gw akan banyak waktu kosong.
Tuesday, April 20, 2010
Tuesday, April 13, 2010
RIP My Old Laptop
Setelah 4 tahun lamanya menyertai akhirnya laptop gw yang lama, Fujitsu S6240, resmi dipensiunkan karena alasan teknis. Berikut ini gw ceritakan kronologis dari kejadian tersebut.
Sebenernya laptop itu sebelumnya masih cukup kuat buat dipake sekarang ini, tapi memang kendalanya sedikit lemot. Problemnya dimulai kira-kira beberapa bulan yang lalu (gw lupa), di mana bunyinya jadi agak keras (mungkin karena fan-nya yang udah mulai bermasalah). Akibat dari fan yang bermasalah itu, mungkin laptop itu jadi gampang panas dan akhirnya jadi masalah kronik sebelum masuk ke fase akut. Fase akutnya sendiri dimulai 1,5 bulan yang lalu, tiba-tiba laptop gw mati sendiri tanpa sebab yang jelas. Lama-lama mati sendiri itu intervalnya jadi makin pendek dengan saat pertama nyalain, jadinya sangat mengganggu pekerjaan gw yang menuntut banyak kerjaan di depan aplikasi Microsoft Office. Akibatnya juga gw harus save sering-sering di kerjaan gw.
Lama-lama gw malah nggak bisa ngerjain di laptop gw karena keburu mati kurang dari 10 menit setelah gw nyalain, dan gw akhirnya terpaksa pinjem MacBook Pro bokap untuk ngerjain tugas-tugas gw sambil coba servis di gerai resmi Fujitsu di Setiabudi Building. Setelah cek, kesimpulannya adalah kesalahan terletak pada mainboard laptop gw (semacam chip utama di komputer buat dicolokin perangkat lain seperti prosesor, adapter, dll). Usut punya usut, mainboard baru laptop seri gw harganya kira-kira 10 juta, itupun harus inden dulu. WTF! Gw tetep ninggalin laptop itu di sana sambil berharap ada mainboard second yang murah, sambil juga liat-liat laptop lain yang harganya sekarang jauh lebih murah daripada dulu.
Setelah 2 minggu diservis, ada mainboard second yang harganya 2 juta. It was difficult to choose the best option antara benerin atau ganti laptop baru. Akhirnya setelah melalui pertimbangan yang matang dan survei ke Ratu Plaza selama 2 minggu akhirnya gw resmi ganti laptop baru HP Pavilion dv2 yang ukurannya lebih kecil daripada yang lama, tapi lebih gede dari segi prosesor, RAM, grafis, atau memori daripada yang lama. OS-nya pun sudah Windows 7, dibandingin sama Windows XP di laptop lama. Ternyata perkembangan teknologi sekarang memang lebih cepat.
Laptop gw yang lama akhirnya gw tarik dengan cuma bayar 88 ribu sebagai ongkos pengecekan (istilah kedokterannya: diagnosis). Gw coba minta mas-masnya buat backup data di laptop lama dia juga nggak bisa. Akhirnya gw bisa simpulkan kalo tukang komputer di gerai resmi (dalam kasus gw) itu sama aja kayak dokter yang ketemu pasien dengan sirosis hati, nggak bisa diobatin dan bisanya cuma ganti baru dengan transplantasi. Sempet ditawar 1 juta untuk dilepas, tapi gw nggak mau. Dan akhirnya laptop itu gw bawa pulang kembali.
RIP the old one :(
welcome the new one !
Sebenernya laptop itu sebelumnya masih cukup kuat buat dipake sekarang ini, tapi memang kendalanya sedikit lemot. Problemnya dimulai kira-kira beberapa bulan yang lalu (gw lupa), di mana bunyinya jadi agak keras (mungkin karena fan-nya yang udah mulai bermasalah). Akibat dari fan yang bermasalah itu, mungkin laptop itu jadi gampang panas dan akhirnya jadi masalah kronik sebelum masuk ke fase akut. Fase akutnya sendiri dimulai 1,5 bulan yang lalu, tiba-tiba laptop gw mati sendiri tanpa sebab yang jelas. Lama-lama mati sendiri itu intervalnya jadi makin pendek dengan saat pertama nyalain, jadinya sangat mengganggu pekerjaan gw yang menuntut banyak kerjaan di depan aplikasi Microsoft Office. Akibatnya juga gw harus save sering-sering di kerjaan gw.
Lama-lama gw malah nggak bisa ngerjain di laptop gw karena keburu mati kurang dari 10 menit setelah gw nyalain, dan gw akhirnya terpaksa pinjem MacBook Pro bokap untuk ngerjain tugas-tugas gw sambil coba servis di gerai resmi Fujitsu di Setiabudi Building. Setelah cek, kesimpulannya adalah kesalahan terletak pada mainboard laptop gw (semacam chip utama di komputer buat dicolokin perangkat lain seperti prosesor, adapter, dll). Usut punya usut, mainboard baru laptop seri gw harganya kira-kira 10 juta, itupun harus inden dulu. WTF! Gw tetep ninggalin laptop itu di sana sambil berharap ada mainboard second yang murah, sambil juga liat-liat laptop lain yang harganya sekarang jauh lebih murah daripada dulu.
Setelah 2 minggu diservis, ada mainboard second yang harganya 2 juta. It was difficult to choose the best option antara benerin atau ganti laptop baru. Akhirnya setelah melalui pertimbangan yang matang dan survei ke Ratu Plaza selama 2 minggu akhirnya gw resmi ganti laptop baru HP Pavilion dv2 yang ukurannya lebih kecil daripada yang lama, tapi lebih gede dari segi prosesor, RAM, grafis, atau memori daripada yang lama. OS-nya pun sudah Windows 7, dibandingin sama Windows XP di laptop lama. Ternyata perkembangan teknologi sekarang memang lebih cepat.
Laptop gw yang lama akhirnya gw tarik dengan cuma bayar 88 ribu sebagai ongkos pengecekan (istilah kedokterannya: diagnosis). Gw coba minta mas-masnya buat backup data di laptop lama dia juga nggak bisa. Akhirnya gw bisa simpulkan kalo tukang komputer di gerai resmi (dalam kasus gw) itu sama aja kayak dokter yang ketemu pasien dengan sirosis hati, nggak bisa diobatin dan bisanya cuma ganti baru dengan transplantasi. Sempet ditawar 1 juta untuk dilepas, tapi gw nggak mau. Dan akhirnya laptop itu gw bawa pulang kembali.
Wednesday, April 7, 2010
Suka Duka Forensik
Gw saat ini sedang stase di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, yang notabene pasti berhubungan sama mayat, undang-undang, dan satu-satunya spesialistik yang nggak ada unsur ngobatin pasien sama sekali. Jadi udah kebayang kalo masuk di sini adalah menyentuh badan yang dingin, kadang lembek kadang kaku, kadang juga warnanya merah kuning hijau biru ungu, dan semua yang membuat panca indera jadi tersiksa. Secara umum modul ini menyenangkan buat semua koass bahkan sampai dijuluki surganya perkoassan karena banyak faktor. Boleh dibilang surga, sampai gw masuk di hari ketiga modul ini.
7 April 2010
7 AM
Seperti biasa gw masih di rumah siap-siap berangkat, karena jadwal dimulai 8 AM dan sebelum itu pintu departemen masih ditutup. Jadi bagi mahasiswa yang rajin dipersilakan masuk duluan lewat kamar autopsi. Gw sih ogah dan memutuskan untuk tidur-tiduran dulu di TBM sebelum katanya ada jadwal pemeriksaan luar mayat. Perlu diingat, pemeriksaan luar sama sekali berbeda dengan autopsi (bedah mayat) dan cuma dilakukan dengan melihat bagian superfisial dari tubuh mayat.
8.30 AM
Serombongan dipanggil oleh teknisi forensik buat ikut jadwal pemeriksaan mayat. Berhubung udah tau ada pemeriksaan mayat hari itu, gw bawa jas lab bukan snelli. Jalan dari ruang kuliah ke ruang autopsi, mendekati pintunya lalu tercium bau seperti pasar ikan. Begitu dilihat ke dalam, eh ada 2 mayat lagi nangkring di meja, bentukannya hitam kehijauan, membesar, yang satu matanya kebuka sambil menganga (kayak wajah histeris), yang satu matanya ketutup. Dua-duanya ditemukan di sungai yang berbeda, jadi kemungkinan sebab kematiannya asfiksia karena tenggelam kira-kira 5 hari yang lalu. Pake apron, masker, sama (ini yang salah) 1 lapis hanskun, lalu mengelilingi mayat. Eh, ternyata yang dilakuin autopsi (sialan, ditipu!). Jadilah bau semerbak kayak bangkai tikus mati menyebar seruangan. Temen-temen gw yang ambang enegnya sedikit langsung mengeluarkan refleks vagal.
10.30 AM
Autopsi selesai dengan proses berikut: kulit, subkutis dan otot dari leher sampai pinggul dibuka, tulang dada diangkat, tenggorokan diangkat dari rongga mulut sampai terangkat juga jantung dan paru-paru, organ perut dan pinggul diambil, tengkorak dibuka, otak diambil (nggak bisa karena otaknya udah jadi bubur abu-abu), dideskripsikan satu-satu per organ, dikembalikan lagi ke rongga itu secara acak, dan dijahit lagi. Ingat, semua itu dilakukan dengan kondisi mayat yang sudah membusuk, jadi bisa dibayangkan sendiri baunya. Gambaran organnya sendiri memang sudah nggak jelas. Dan parahnya, karena kelalaian hanya memakai 1 lapis hanskun saat autopsi, bau mayat itu nggak ilang walaupun sudah dicuci pake sabun 3 kali, alkohol 2 kali, dan jeruk nipis 1 kali. Baju juga ada sedikit bau mayat. Keluar dari ruangan itu, gw berniat untuk jadi vegetarian sehari itu aja.
1 PM
Seperti biasa, kuliah ala forensik yang dibumbui dengan cerita-cerita konsulennya sampai sore.
5 PM
Cari hiburan dulu dengan main futsal di kala hari jaga. Ini dia salah satu enaknya stase forensik, jaganya adalah on call.
6.30 PM
Dapet panggilan ke IGD buat forensik klinik periksa korban penganiayaan berat. Dengan penuh keringat sehabis main futsal, gw jalan cepet ke IGD. Korbannya dapet luka bacokan di dahi sampai bawah telinga dan juga di tangan kanan, hingga putus di pergelangan tangannya. Luka-luka itu dideskripsikan secara detil untuk nanti dibuat visum et repertum untuk polisi.
7 PM
Disuruh balik lagi ke kamar autopsi, ada 2 mayat baru: 1 pindahan dari IGD karena ketabrak kereta, 1 lagi mayat tenggelam lagi-lagi. Walaupun baunya masih kalah sama yang tadi pagi dan masih fresh tetep aja ada baunya. Untungnya kali ini, nggak perlu autopsi karena belum ada keluarga yang datang. Ternyata setelah pemeriksaan luar 2 mayat itu selesai, di sebelahnya, tertutup kain putih sejak pemeriksaan pertama ada lagi-lagi mayat tenggelam, yang baunya naudzubillah lebih parah dari yang tadi pagi setelah penutupnya dibuka. Badannya udah hijau semua dan menggembung. Kalo disuruh autopsi yang ini: hoekkks!!
10 PM
Akhirnya bisa pulang dan sampai rumah dengan selamat, dengan total dapet 1 mayat kecelakaan, 3 mayat tenggelam, 1 korban tangan putus, dan bau mayat di tangan yang masih belum hilang.
Tidak tertarik dengan forensik? Siapa suruh masuk kedokteran!
Pasal 22 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
7 April 2010
7 AM
Seperti biasa gw masih di rumah siap-siap berangkat, karena jadwal dimulai 8 AM dan sebelum itu pintu departemen masih ditutup. Jadi bagi mahasiswa yang rajin dipersilakan masuk duluan lewat kamar autopsi. Gw sih ogah dan memutuskan untuk tidur-tiduran dulu di TBM sebelum katanya ada jadwal pemeriksaan luar mayat. Perlu diingat, pemeriksaan luar sama sekali berbeda dengan autopsi (bedah mayat) dan cuma dilakukan dengan melihat bagian superfisial dari tubuh mayat.
8.30 AM
Serombongan dipanggil oleh teknisi forensik buat ikut jadwal pemeriksaan mayat. Berhubung udah tau ada pemeriksaan mayat hari itu, gw bawa jas lab bukan snelli. Jalan dari ruang kuliah ke ruang autopsi, mendekati pintunya lalu tercium bau seperti pasar ikan. Begitu dilihat ke dalam, eh ada 2 mayat lagi nangkring di meja, bentukannya hitam kehijauan, membesar, yang satu matanya kebuka sambil menganga (kayak wajah histeris), yang satu matanya ketutup. Dua-duanya ditemukan di sungai yang berbeda, jadi kemungkinan sebab kematiannya asfiksia karena tenggelam kira-kira 5 hari yang lalu. Pake apron, masker, sama (ini yang salah) 1 lapis hanskun, lalu mengelilingi mayat. Eh, ternyata yang dilakuin autopsi (sialan, ditipu!). Jadilah bau semerbak kayak bangkai tikus mati menyebar seruangan. Temen-temen gw yang ambang enegnya sedikit langsung mengeluarkan refleks vagal.
10.30 AM
Autopsi selesai dengan proses berikut: kulit, subkutis dan otot dari leher sampai pinggul dibuka, tulang dada diangkat, tenggorokan diangkat dari rongga mulut sampai terangkat juga jantung dan paru-paru, organ perut dan pinggul diambil, tengkorak dibuka, otak diambil (nggak bisa karena otaknya udah jadi bubur abu-abu), dideskripsikan satu-satu per organ, dikembalikan lagi ke rongga itu secara acak, dan dijahit lagi. Ingat, semua itu dilakukan dengan kondisi mayat yang sudah membusuk, jadi bisa dibayangkan sendiri baunya. Gambaran organnya sendiri memang sudah nggak jelas. Dan parahnya, karena kelalaian hanya memakai 1 lapis hanskun saat autopsi, bau mayat itu nggak ilang walaupun sudah dicuci pake sabun 3 kali, alkohol 2 kali, dan jeruk nipis 1 kali. Baju juga ada sedikit bau mayat. Keluar dari ruangan itu, gw berniat untuk jadi vegetarian sehari itu aja.
1 PM
Seperti biasa, kuliah ala forensik yang dibumbui dengan cerita-cerita konsulennya sampai sore.
5 PM
Cari hiburan dulu dengan main futsal di kala hari jaga. Ini dia salah satu enaknya stase forensik, jaganya adalah on call.
6.30 PM
Dapet panggilan ke IGD buat forensik klinik periksa korban penganiayaan berat. Dengan penuh keringat sehabis main futsal, gw jalan cepet ke IGD. Korbannya dapet luka bacokan di dahi sampai bawah telinga dan juga di tangan kanan, hingga putus di pergelangan tangannya. Luka-luka itu dideskripsikan secara detil untuk nanti dibuat visum et repertum untuk polisi.
7 PM
Disuruh balik lagi ke kamar autopsi, ada 2 mayat baru: 1 pindahan dari IGD karena ketabrak kereta, 1 lagi mayat tenggelam lagi-lagi. Walaupun baunya masih kalah sama yang tadi pagi dan masih fresh tetep aja ada baunya. Untungnya kali ini, nggak perlu autopsi karena belum ada keluarga yang datang. Ternyata setelah pemeriksaan luar 2 mayat itu selesai, di sebelahnya, tertutup kain putih sejak pemeriksaan pertama ada lagi-lagi mayat tenggelam, yang baunya naudzubillah lebih parah dari yang tadi pagi setelah penutupnya dibuka. Badannya udah hijau semua dan menggembung. Kalo disuruh autopsi yang ini: hoekkks!!
10 PM
Akhirnya bisa pulang dan sampai rumah dengan selamat, dengan total dapet 1 mayat kecelakaan, 3 mayat tenggelam, 1 korban tangan putus, dan bau mayat di tangan yang masih belum hilang.
Tidak tertarik dengan forensik? Siapa suruh masuk kedokteran!
Pasal 22 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Friday, April 2, 2010
Short Holiday!
Akhirnya setelah ditunggu-tunggu, datang juga liburan di tengah rutinitas gw. Walaupun cuma 3 hari sih, itu juga termasuk weekend, tapi bagi gw itu bagaikan oasis di tengah sahara yang panas (lebay!). Beneran! Baru sekarang gw menikmati weekend tanpa adanya tugas-tugas jaga malam ataupun makalah malam-menjelang pagi yang nista itu.
Kesempatan ini juga gw rayakan untuk memperingati lepasnya gw dari cengkeraman The Fantastic Four - julukan untuk 4 modul selama 12 minggu yang disertai dengan keringat, air mata, dan darah (beneran lho!) di dalamnya: Kardiologi & Kedokteran Vaskular, Pulmonologi & Kedokteran Respirasi, Neurologi, dan Geriatri. Apalagi 2 modul terakhir ini beneran bikin gw stress. Neurologi yang jadwalnya ribet dan jaganya nggak banget, sama geriatri yang tugas-tugasnya bikin muntah. Dalam 13 hari efektif masing-masing mahasiswa dapat 10 tugas. Gw sendiri nggak suka akan banyaknya tugas ngetik.
Setelah berkutat dengan makalah-makalah tersebut akhirnya pada hari terakhir modul bisa juga nonton bareng sama anak-anak kelompok gw dan temen-temen yang lain. Sudah diputuskan untuk nonton film 3 Idiots yang ada di Blitz Pacific Place Jakarta. Perayaan lepas dari The Fantastic Four ini juga merupakan perayaan gw dari keautisan selama ini, yang jarang banget main-main dan nonton selama 4 modul biadab ini. Seminggu kemarin udah gw habiskan dengan melahap langsung 3 film yang agaknya rada out of date buat gw tonton: My Name Is Khan, How to Train Your Dragon, sama 3 Idiots.
Khusus untuk film yang terakhir (3 Idiots) gw acungin 4 jempol (kalo 20 jari gw adalah jempol bakal gw acungin semua!). Peduli amat gw jadi idiot setelah nonton ini. Gila nih film, bener-bener menggambarkan perjuangan kuliah, dan yang gw suka menggambarkan arti persahabatan. Intinya film ini sangat direkomendasikan sekali. Rugi deh lo yang nggak sempet nonton!
Dan setelah ini, akhirnya juga, selama 3 minggu gw masuk ke dalam modul Kedokteran Forensik yang kalo diterjemahkan sama dengan modul hura-hura di fase klinik. Makin senang deh gw weekend ini. Mudah-mudahan aja nggak banyak mayat aneh-aneh yang masuk ke RSCM selama 3 minggu ke depan.
Kesempatan ini juga gw rayakan untuk memperingati lepasnya gw dari cengkeraman The Fantastic Four - julukan untuk 4 modul selama 12 minggu yang disertai dengan keringat, air mata, dan darah (beneran lho!) di dalamnya: Kardiologi & Kedokteran Vaskular, Pulmonologi & Kedokteran Respirasi, Neurologi, dan Geriatri. Apalagi 2 modul terakhir ini beneran bikin gw stress. Neurologi yang jadwalnya ribet dan jaganya nggak banget, sama geriatri yang tugas-tugasnya bikin muntah. Dalam 13 hari efektif masing-masing mahasiswa dapat 10 tugas. Gw sendiri nggak suka akan banyaknya tugas ngetik.
Setelah berkutat dengan makalah-makalah tersebut akhirnya pada hari terakhir modul bisa juga nonton bareng sama anak-anak kelompok gw dan temen-temen yang lain. Sudah diputuskan untuk nonton film 3 Idiots yang ada di Blitz Pacific Place Jakarta. Perayaan lepas dari The Fantastic Four ini juga merupakan perayaan gw dari keautisan selama ini, yang jarang banget main-main dan nonton selama 4 modul biadab ini. Seminggu kemarin udah gw habiskan dengan melahap langsung 3 film yang agaknya rada out of date buat gw tonton: My Name Is Khan, How to Train Your Dragon, sama 3 Idiots.
Khusus untuk film yang terakhir (3 Idiots) gw acungin 4 jempol (kalo 20 jari gw adalah jempol bakal gw acungin semua!). Peduli amat gw jadi idiot setelah nonton ini. Gila nih film, bener-bener menggambarkan perjuangan kuliah, dan yang gw suka menggambarkan arti persahabatan. Intinya film ini sangat direkomendasikan sekali. Rugi deh lo yang nggak sempet nonton!
Dan setelah ini, akhirnya juga, selama 3 minggu gw masuk ke dalam modul Kedokteran Forensik yang kalo diterjemahkan sama dengan modul hura-hura di fase klinik. Makin senang deh gw weekend ini. Mudah-mudahan aja nggak banyak mayat aneh-aneh yang masuk ke RSCM selama 3 minggu ke depan.
Subscribe to:
Posts (Atom)