Tuesday, April 13, 2010

RIP My Old Laptop

Setelah 4 tahun lamanya menyertai akhirnya laptop gw yang lama, Fujitsu S6240, resmi dipensiunkan karena alasan teknis. Berikut ini gw ceritakan kronologis dari kejadian tersebut.

Sebenernya laptop itu sebelumnya masih cukup kuat buat dipake sekarang ini, tapi memang kendalanya sedikit lemot. Problemnya dimulai kira-kira beberapa bulan yang lalu (gw lupa), di mana bunyinya jadi agak keras (mungkin karena fan-nya yang udah mulai bermasalah). Akibat dari fan yang bermasalah itu, mungkin laptop itu jadi gampang panas dan akhirnya jadi masalah kronik sebelum masuk ke fase akut. Fase akutnya sendiri dimulai 1,5 bulan yang lalu, tiba-tiba laptop gw mati sendiri tanpa sebab yang jelas. Lama-lama mati sendiri itu intervalnya jadi makin pendek dengan saat pertama nyalain, jadinya sangat mengganggu pekerjaan gw yang menuntut banyak kerjaan di depan aplikasi Microsoft Office. Akibatnya juga gw harus save sering-sering di kerjaan gw.

Lama-lama gw malah nggak bisa ngerjain di laptop gw karena keburu mati kurang dari 10 menit setelah gw nyalain, dan gw akhirnya terpaksa pinjem MacBook Pro bokap untuk ngerjain tugas-tugas gw sambil coba servis di gerai resmi Fujitsu di Setiabudi Building. Setelah cek, kesimpulannya adalah kesalahan terletak pada mainboard laptop gw (semacam chip utama di komputer buat dicolokin perangkat lain seperti prosesor, adapter, dll). Usut punya usut, mainboard baru laptop seri gw harganya kira-kira 10 juta, itupun harus inden dulu. WTF! Gw tetep ninggalin laptop itu di sana sambil berharap ada mainboard second yang murah, sambil juga liat-liat laptop lain yang harganya sekarang jauh lebih murah daripada dulu.

Setelah 2 minggu diservis, ada mainboard second yang harganya 2 juta. It was difficult to choose the best option antara benerin atau ganti laptop baru. Akhirnya setelah melalui pertimbangan yang matang dan survei ke Ratu Plaza selama 2 minggu akhirnya gw resmi ganti laptop baru HP Pavilion dv2 yang ukurannya lebih kecil daripada yang lama, tapi lebih gede dari segi prosesor, RAM, grafis, atau memori daripada yang lama. OS-nya pun sudah Windows 7, dibandingin sama Windows XP di laptop lama. Ternyata perkembangan teknologi sekarang memang lebih cepat.

Laptop gw yang lama akhirnya gw tarik dengan cuma bayar 88 ribu sebagai ongkos pengecekan (istilah kedokterannya: diagnosis). Gw coba minta mas-masnya buat backup data di laptop lama dia juga nggak bisa. Akhirnya gw bisa simpulkan kalo tukang komputer di gerai resmi (dalam kasus gw) itu sama aja kayak dokter yang ketemu pasien dengan sirosis hati, nggak bisa diobatin dan bisanya cuma ganti baru dengan transplantasi. Sempet ditawar 1 juta untuk dilepas, tapi gw nggak mau. Dan akhirnya laptop itu gw bawa pulang kembali.


RIP the old one :(



welcome the new one!

No comments:

Post a Comment