Gw saat ini sedang stase di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, yang notabene pasti berhubungan sama mayat, undang-undang, dan satu-satunya spesialistik yang nggak ada unsur ngobatin pasien sama sekali. Jadi udah kebayang kalo masuk di sini adalah menyentuh badan yang dingin, kadang lembek kadang kaku, kadang juga warnanya merah kuning hijau biru ungu, dan semua yang membuat panca indera jadi tersiksa. Secara umum modul ini menyenangkan buat semua koass bahkan sampai dijuluki surganya perkoassan karena banyak faktor. Boleh dibilang surga, sampai gw masuk di hari ketiga modul ini.
7 April 2010
7 AM
Seperti biasa gw masih di rumah siap-siap berangkat, karena jadwal dimulai 8 AM dan sebelum itu pintu departemen masih ditutup. Jadi bagi mahasiswa yang rajin dipersilakan masuk duluan lewat kamar autopsi. Gw sih ogah dan memutuskan untuk tidur-tiduran dulu di TBM sebelum katanya ada jadwal pemeriksaan luar mayat. Perlu diingat, pemeriksaan luar sama sekali berbeda dengan autopsi (bedah mayat) dan cuma dilakukan dengan melihat bagian superfisial dari tubuh mayat.
8.30 AM
Serombongan dipanggil oleh teknisi forensik buat ikut jadwal pemeriksaan mayat. Berhubung udah tau ada pemeriksaan mayat hari itu, gw bawa jas lab bukan snelli. Jalan dari ruang kuliah ke ruang autopsi, mendekati pintunya lalu tercium bau seperti pasar ikan. Begitu dilihat ke dalam, eh ada 2 mayat lagi nangkring di meja, bentukannya hitam kehijauan, membesar, yang satu matanya kebuka sambil menganga (kayak wajah histeris), yang satu matanya ketutup. Dua-duanya ditemukan di sungai yang berbeda, jadi kemungkinan sebab kematiannya asfiksia karena tenggelam kira-kira 5 hari yang lalu. Pake apron, masker, sama (ini yang salah) 1 lapis hanskun, lalu mengelilingi mayat. Eh, ternyata yang dilakuin autopsi (sialan, ditipu!). Jadilah bau semerbak kayak bangkai tikus mati menyebar seruangan. Temen-temen gw yang ambang enegnya sedikit langsung mengeluarkan refleks vagal.
10.30 AM
Autopsi selesai dengan proses berikut: kulit, subkutis dan otot dari leher sampai pinggul dibuka, tulang dada diangkat, tenggorokan diangkat dari rongga mulut sampai terangkat juga jantung dan paru-paru, organ perut dan pinggul diambil, tengkorak dibuka, otak diambil (nggak bisa karena otaknya udah jadi bubur abu-abu), dideskripsikan satu-satu per organ, dikembalikan lagi ke rongga itu secara acak, dan dijahit lagi. Ingat, semua itu dilakukan dengan kondisi mayat yang sudah membusuk, jadi bisa dibayangkan sendiri baunya. Gambaran organnya sendiri memang sudah nggak jelas. Dan parahnya, karena kelalaian hanya memakai 1 lapis hanskun saat autopsi, bau mayat itu nggak ilang walaupun sudah dicuci pake sabun 3 kali, alkohol 2 kali, dan jeruk nipis 1 kali. Baju juga ada sedikit bau mayat. Keluar dari ruangan itu, gw berniat untuk jadi vegetarian sehari itu aja.
1 PM
Seperti biasa, kuliah ala forensik yang dibumbui dengan cerita-cerita konsulennya sampai sore.
5 PM
Cari hiburan dulu dengan main futsal di kala hari jaga. Ini dia salah satu enaknya stase forensik, jaganya adalah on call.
6.30 PM
Dapet panggilan ke IGD buat forensik klinik periksa korban penganiayaan berat. Dengan penuh keringat sehabis main futsal, gw jalan cepet ke IGD. Korbannya dapet luka bacokan di dahi sampai bawah telinga dan juga di tangan kanan, hingga putus di pergelangan tangannya. Luka-luka itu dideskripsikan secara detil untuk nanti dibuat visum et repertum untuk polisi.
7 PM
Disuruh balik lagi ke kamar autopsi, ada 2 mayat baru: 1 pindahan dari IGD karena ketabrak kereta, 1 lagi mayat tenggelam lagi-lagi. Walaupun baunya masih kalah sama yang tadi pagi dan masih fresh tetep aja ada baunya. Untungnya kali ini, nggak perlu autopsi karena belum ada keluarga yang datang. Ternyata setelah pemeriksaan luar 2 mayat itu selesai, di sebelahnya, tertutup kain putih sejak pemeriksaan pertama ada lagi-lagi mayat tenggelam, yang baunya naudzubillah lebih parah dari yang tadi pagi setelah penutupnya dibuka. Badannya udah hijau semua dan menggembung. Kalo disuruh autopsi yang ini: hoekkks!!
10 PM
Akhirnya bisa pulang dan sampai rumah dengan selamat, dengan total dapet 1 mayat kecelakaan, 3 mayat tenggelam, 1 korban tangan putus, dan bau mayat di tangan yang masih belum hilang.
Tidak tertarik dengan forensik? Siapa suruh masuk kedokteran!
Pasal 22 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
No comments:
Post a Comment