Oke, balik lagi ke topik Flores. Jadi, obyek wisata utama kalo ke Labuanbajo nggak lain dan nggak bukan pastinya Taman Nasional Komodo. Taman nasional ini terdiri atas 3 pulau gede: Komodo, Rinca, dan Padar, dan pastinya di dalamnya ada si komo. Disarankan, begitu nyampe ke Labuanbajo, langsung cari kapal nelayan untuk nganter ke kepulauan itu, tentunya kalo Anda nggak punya yacht pribadi sendiri. Penyewaan ini bisa dicari di sekitar pelabuhan atau di sekitar pasar ikan. Kami sih kemarin beruntung dapat kapal sewaan di sore hari, berkat bantuan supir travel, dengan harga yang relatif murah. Mungkin harga sekarang adalah minimal 2 juta rupiah per kapal untuk 2 hari 1 malam trip di kapal udah termasuk 4 kali makan besar. Berangkat biasanya pagi hari sehingga kami harus menginap dulu semalam di Labuanbajo.
Trip taman nasional dimulai jam 8 pagi di pelabuhan Labuanbajo. Kami menaiki kapal KM Tokek, lengkap dengan logo tokek di lambungnya. Disarankan sih bawa minum-minuman manis dan cemilan sebelum berangkat, selebihnya konsumsi udah dijamin sama awak kapal. Kecuali kalo ingin pulangnya didrop di salah satu pulau di kepulauan Komodo, bukannya di Labuanbajo lagi, tentu harus bawa konsumsi berlebih dan uang yang cukup. Pelabuhan Labuanbajo sendiri lumayan rame dengan kapal-kapal wisata dan juga kapal phinisi. Begitu kapal mulai keluar dari pelabuhan, barulah kelihatan indahnya Selat Sape.
Beruntung Selat Sape hari itu nggak terlalu berangin, sehingga ombaknya juga tenang-tenang aja. Kapal yang kami naiki ini juga sangat nyaman, ada kursi dan meja untuk ngobrol dan makan di haluan, sementara di buritan ada tingkat 2 yang bisa buat tidur dengan matras, bantal, dan guling. Jadi untuk kenyamanan tidur pasti terjamin walaupun ada hujan gede atau ombak yang tinggi. Di buritan juga ada toilet dengan air tawar, ruangan awak, dan dapur. Butuh sekitar 2-3 jam buat nyampe ke tujuan pertama yaitu Loh Buaya di Pulau Rinca. Kata orang sih, komodo lebih banyak ditemuin di Pulau Rinca karena ukurannya yang lebih kecil. Loh Buaya adalah dermaga pusat kegiatan ranger di Pulau Rinca. Di situ wajib lapor dan juga bayar tiket masuk ke taman nasional. Di sini kita bisa trekking dengan 3 variasi jalur, yaitu pendek, menengah, dan panjang. Berhubung kami masih muda-muda tentu malu kalo milih pendek, tapi berhubung waktu yang tersedia terbatas, jadi kami milih yang menengah aja *alesan. Oke, kami cukup beruntung di Rinca bisa ngelihat si komo yang lagi di alam liar, nggak cuma melulu yang nongkrong di bawah rumah panggung. Satu hal lagi yang mengganggu kalo di sini adalah jumlah wisatawan domestiknya masih dikit banget, kalah sama wisatawan mancanegara. Selepas keliling jalur, trekking dilanjutkan naik ke bukit panorama untuk lihat Loh Buaya dari atas. Kayaknya ini adalah foto panorama wajib kalo berkunjung ke kepulauan Komodo. Di pulau ini juga kami bertemu lagi sama turis Swiss yang sebelumnya ketemu di Wae Rebo.
Selepas dari Rinca, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Komodo, tepatnya ke pantainya yang terkenal: Pink Beach. Yang nggak disangka-sangka, selepas trekking kami disajikan minuman dingin jus pisang+nanas oleh awak kapal. Kayaknya perjalanan ini makanannya paling terjamin selama kami berada di Flores. Pink Beach sebenernya cuma pantai kecil di pesisir Pulau Komodo, hanya aja pasirnya terkenal berwarna merah muda. Di sini kapal nggak boleh pasang jangkar, karena atraksi utamanya, selain pasir merah muda tentunya, adalah taman lautnya. Boleh dibilang, selama trip ke Flores ini, koral di Pink Beach adalah yang paling bagus, warna-warnanya bergradasi ada yang merah, biru, hijau, dll. Ikan clownfish? Udah biasa. Starfish? Bertebaran. Bahkan gw bisa nemuin ular laut di sini. Sayang, snorkling di Pink Beach kemarin terganggu sama cuaca hujan dan juga serangan ubur-ubur kecil yang bikin gatel seluruh badan. Menjelang senja, baru kami selasai snorkling di sini. Bisa dibilang, kunjungan ke Pink Beach itu wajib. Titik.
Menginap malam itu dihabiskan di atas kapal yang melabuhkan jangkar di Teluk Kalong. Katanya sih, kalo sunset bisa ngelihat ribuan kelelawar terbang dari Pulau Komodo. Tapi saat itu kami nggak ngelihat. No problemo. Snack sore dan makan malam udah disajikan sama awak kapal, sinyal HP yang hilang selepas jam 7 malam, dan pemandangan kapal-kapal serupa dan juga Desa Komodo di kejauhan udah bikin malam itu menyenangkan. Selepas makan yang enak, gw juga minta ke awak kapal buat nyoba mancing malam-malam di atas kapal. Lumayan, teman gw bisa dapat 2 ikan yang bisa dimakan esok paginya. Akumulasi senang dan capek bikin tidur nyenyak.
Keesokan pagi, setelah sarapan, kapal menuju ke Loh Liang di Pulau Komodo. Sama seperti Loh Buaya, Loh Liang adalah pusat kegiatan ranger di Pulau Komodo. Pilihan trekking-nya lebih banyak, karena Pulau Komodo juga ukurannya lebih gede. Seperti biasa, kami pilih jalur trekking menengah. Nggak seperti di Rinca, susah untuk ketemu si komo di Komodo. Yang banyak justru rusa, babi hutan, dan pohon-pohon yang mungkin baru gw tau untuk pertama kalinya. Perjalanannya juga panjang banget: melintasi hutan, melintasi sabana, naik bukit, turun bukit, lewat jalan berbatu, menyeberang sungai kering, dan lainnya. Hal yang paling ngeselin adalah, begitu nyampe di bukit Sulphurea Hill dengan capek, di atas malah ada papan reklame provider merah dengan gedenya menghalangi pemandangan. Memang biasa, kata si ranger, reklame itu jadi sasaran jumroh wisatawan-wisatawan yang kesel. Setelah turun-naik bukit lagi, akhirnya sampai juga di basecamp Loh Liang lagi. Di dekat dermaga ada toko oleh-oleh Komodo bagi yang berminat. Selepas dari sana kami ke kapal dan disuguhi jus lagi.
Setelah itu, kami berniat ke Manta Point untuk snorkling dengan ikan manta (pari). Cuaca sangat cerah, ombak juga tenang, cuma arus aja yang agak mayan. Begitu nyampe di tempatnya, luar biasa! Beberapa manta udah menyambut dengan renang dekat dengan permukaan. Saking nggak sabarnya, kami langsung ngambil snorkling set dan nyebur. Oh, menyenangkan! Kadang-kadang manta ada di depan, kadang-kadang di samping, kadang-kadang juga nongol langsung di bawah kita. Gw sih berharap aja nggak ada ubur-ubur lagi yang menyerang seperti di Pink Beach. Berhubung di sini nggak perlu diving untuk ketemu sama manta, maka snorkling di Manta Point adalah poin wajib selanjutnya kalo berkunjung ke sana.
Sebenernya ada obyek selanjutnya yang nggak kalah menarik, yaitu Gili Laba. Pulau ini harus dilalui dengan trekking sampai ke puncaknya baru kemudian dapat panorama selat yang luar biasa. Cuma sayang, tempatnya terlalu jauh untuk paket yang kami jalani, sehingga siang itu kami harus segera pulang ke Labuanbajo. Sebenernya kami nggak akan ke Labuanbajo, tapi minta didrop di Pulau Kanawa, sekitar 1 jam dari Labuanbajo. Pulau Kanawa ini akan gw ceritakan di blog selanjutnya.
Intinya, luangkanlah waktu untuk berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Sungguh, worth it!
hmmm asiknya ngebolang. kayaknya anda suka travelling juga nih! salam kenal ya. tulisan anda ini mengingatkan saat dulu saya juga kemari
ReplyDeletehttp://inarakhmawati.blogspot.com/2012/07/menikmati-pesona-taman-nasional-komodo.html
Salam kenal juga :)
Delete